Cara-Cara Mengatasi Krisis Pangan di Dunia
Pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai jurnal yang ditulis oleh Evan Fraser dkk pada tahun 2015 yang berjudul "Biotechnology or Organic? Extensive or Intensive? Global or Local? A Critical Review of Potential Pathways to Resolve the Global Food Crisis. Jurnal tersebut membahas mengenai beberapa perspektif yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah krisis pangan di dunia.
Jumlah penduduk semakin meningkat namun tidak selaras dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini menyebabkan peningkatan dalam harga pokok makanan yang kemudian dapat berujung pada krisis pangan. Krisis pangan merupakan ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan yang disebabkan oleh tidak tersedianya pangan maupun kurangnya kemampuan untuk membeli bahan pangan itu sendiri. Penyebab krisis pangan digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu; krisis pangan yang disebabkan oleh produksi yang kurang dan karena kelemahan politik yang mengatur pangan itu sendiri. Krisis pangan merupakan masalah yang krusial karena setiap manusia membutuhkan makanan untuk melakukan aktivitas. Selain itu, krisis pangan dapat menyebabkan malnutrisi, obesitas, kriminalitas, dan lain sebagainya. Oleh karena itu penulis, Evan Fraser dkk., meminta pendapat para ahli dan non-ahli untuk memperoleh solusi akan cara-cara yang tepat untuk mengatasi krisis pangan di dunia. Evan Fraser dkk. kemudian mengelompokkan persepsi-persepsi yang didapatkan menjadi 4 golongan, yaitu;
- Teknologi untuk meningkatkan produksi pangan
- Distribusi pangan yang merata
- Kedaulatan pangan lokal, dan
- Kegagalan pasar, kebijakan, dan peraturan
Teknologi untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Perspektif ini bermula dari anggapan para ahli bahwa jumlah makanan yang diproduksi di dunia tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan dunia. Tanaman transgenik kemudian diusulkan menjadi suatu solusi untuk mengurangi masalah tesebut. Sebagai contoh, menciptakan tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di daerah yang tanahnya tidak terlalu subur. Namun, kubu lain tidak menyetujui hal tersebut karena menganggap tanaman transgenik atau hasil modifikasi dapat menyebabkan masalah lain, seperti; alergi, penyakit baru, masalah keberlangsungan pangan karena tanaman transgenik diduga tidak dapat hidup dengan tanaman lain, dan kerusakan ekosistem. Sementara para politisi meyakini bahwa sebenarnya jumlah makanan di dunia sudah cukup atau bahkan berlebih untuk setiap manusia, hanya masalahnya adalah sepertiga dari total jumlah makanan terproduksi yang terbuang secara cuma-cuma, baik saat panen, pemrosesan, dan konsumsi akhir, serta pengalihan fungsi pangan yang seharusnya untuk dikonsumsi, namun kemudian digunakan untuk dijadikan bioenergi.
Distribusi Pangan yang Merata
Pandangan ini meyakini bahwa krisis pangan disebabkan oleh distribusi pangan yang tidak merata. Namun beberapa ahli menyatakan bahwa sebenarnya yang mendominasi distribusi pangan adalah kurangnya kekuatan ekonomi dan politik. Selain itu, terdapat pengalihan lahan yang seharusnya untuk menanam tanaman untuk kebutuhan nutrisi namun beralih menjadi untuk produksi bioenergi.
Terdapat 3 strategi yang dikemukakan para ahli untuk mengatasi permasalahan krisis pangan, yaitu;
- Mengurangi bahan pangan yang digunakan untuk energi dan meningkatkan jumlah bahan pangan untuk konsumsi, namun apabila bahan baku energi berkurang maka harga bahan bakar akan meningkat dan hal ini dapat menyebabkan peningkatan harga bahan baku untuk konsumsi. Misalkan, enegi dibuat dari jagung, namun karena jumlah jagung untuk energi dikurangi maka harga bahan bakar tersebut meningkat, harga jagung pun juga meningkat, dan harga jagung di pasar untuk konsumsi juga jadi meningkat.
- Pemberian bantuan makanan, namun hal ini dapat merugikan petani lokal dalam jangka panjang, sehingga sebaiknya untuk jangka pendek saja.
- Pengurangan daging, karena lahan yang digunakan untuk pakan hewan dapat dijadikan lahan untuk menanam tanaman yang lebih banyak sehingga jumlah produksi pangan dapat ditingkatkan.
Kedaulatan Pangan Lokal
Produksi pangan lokal menerapkan biologically diverse farms dimana lahan digunakan untuk menanam berbagai jenis tanaman alias tidak monokultur. Namun, untuk industri skala besar hal tersebut tidak memungkinkan karena hal tersebut justru tidak akan memaksimalkan jumlah produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta distribusi yang luas. Penerapan biologically diverse farms menjunjung tinggi kedaulatan pangan untuk daerah yang menerapkannya. Selain itu, penerapan diverse farm juga meningkatkan kualitas lingkungan serta hubungan sosial daerah tersebut karena produsen, konsumen, dan pengurus diverse farm akan berada pada satu daerah yang sama.
Kegagalan Pasar, Kebijakan, dan Peraturan
Menurut para ahli, krisis pangan dipengaruhi oleh faktor eksternal. Hal ini menyebabkan kegagalan pasar karena dampak ekonomi yang gagal, sebagai contoh adalah jumlah makanan yang terbuang. Pangan yang terbuang menurunkan jumlah produksi pangan dan meningkatkan harga produk pangan. Solusi yang dikemukakan adalah kebijakan dan peraturan yang lebih baik oleh pemerintah, seperti distribusi yang merata agar pangan tidak terbuang sia-sia dan pengolahan pangan yang lebih baik sehingga lebih tahan lama dan lebih aman untuk dikonsumsi.
Semua perspektif yang dikemukakan memiliki pro dan kontra karena setiap perspektif berdasarkan pada apa yang paling menguntungkan bagi diri sendiri atau sang pengemuka perspektif tersebut. Sehingga lebih baik apabila setiap perspektif digabungkan dan didiskusikan secara bersama-sama untuk mendapatkan perspektif atau solusi yang lebih baik dan mampu menguntungkan setiap pihak secara merata.
Komentar
Posting Komentar