Postingan

Lepet

Gambar
Lepet dengan selongsong janur dan pengikat tali bambu Video Proses Pembuatan Lepet Lepet merupakan salah satu makanan tradisional yang berasal dari Jawa Tengah dan memiliki rasa gurih manis. Lepet secara tradisional terbuat dari kelapa parut, beras ketan, dan garam. Adonan atau campuran ketan tersebut dimasukkan dalam selongsong janur yang dibuat dengan cara menggulung janur sedemikian rupa sehingga membentuk suatu uliran seperti yang terlihat pada gambar di atas. Lepet mentah kemudian direbus selama 3 hingga 4 jam hingga matang. Melalui sebuah wawancara dengan Drs. Hadi Priyanto, diketahui bahwa lepet telah ada sejak abad ke-8 pada masa kerajaan Hindu-Buddha. Namun, pemberian makna filosofis pada lepet dilakukan pada abad ke-16 oleh Sunan Kalijaga dan Sunan Drajat dari Wali Songo saat menyebarkan ajaran Islam di Jawa. Para Wali Songo kerap menyebarkan ajaran Islam dengan menggunakan benda-benda sehari-hari atau budaya setempat. Hal ini dilakukan agar masyarakat setempa...

Contoh Inovasi atau Solusi sebagai Upaya Pemenuhan Kebutuhan Pangan di Masa Depan

Gambar
Seiring bertambahnya jumlah penduduk di dunia, kebutuhan akan pangan pun semakin meningkat. Pertumbuhan penduduk yang dapat mencapai 2 kali lipat jumlah saat ini di tahun 2050 dikhawatirkan tidak dapat diikuti dengan pertumbuhan pangan. Salah satu bahan pangan yang digemari masyarakat adalah daging, namun kebutuhan daging yang meningkat juga dikhawatirkan tidak dapat diimbangi dengan kemampuan produksi daging. Oleh sebab itu, di beberapa negara peneliti-peneliti telah mengembangkan beberapa cara untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya adalah dengan menggunakan bahan lain untuk membuat daging buatan. Profesor Mitsuyuki Ikeda Profesor Mitsuyuki Ikeda di Jepang telah membuat daging burger yang terbuat dari kotoran manusia. Penelitian tersebut awalnya bertujuan untuk menjawab keresahan pemerintah mengenai selokan yang kerap kali tersumbat oleh kotoran dan sampah. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Profesor Ikeda juga mampu menjadi solusi bagi krisis pangan di masa ya...

Tiga Perspektif untuk Mencapai Ketahanan Pangan yang Berkelanjutan: Efisiensi, Pembatasan Permintaan, dan Transformasi Sistem Pangan serta Pengaruh Life Cycle Assessment pada setiap Perspektif

Saat ini, masalah makanan menjadi obsesi global. Salah satu masalah tersebut adalah peningkatan populasi dan permintaan pangan suatu negara yang tidak dibarengi dengan kemampuan untuk memenuhinya. Peningkatan permintaan di sisi lain juga dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh peningkatan produktivitas bahan pangan. Selain itu juga terdapat masalah distribusi pangan yang mengakibatkan masalah kesehatan seperti malnutrisi dan obesitas di saat yang sama. Garnett pada tahun 2013 menyimpulkan kemudian, melalui penelitian, bahwa dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan, terdapat 3 perspektif yang dapat dianut, yaitu; efisiensi, pembatasan permintaan, dan transformasi sistem pangan. Perspektif Efisiensi Perspektif ini fokus pada peningkatan produksi dan pemenuhan kebutuhan pangan. Kedua hal tersebut dapat dicapai dengan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi keterbatasan lingkungan yang dimiliki, dan melalui sistem manajerial yang modern. Hasil yang dihar...

Kedaulatan pangan sebagai dekolonisasi: beberapa kontribusi dari gerakan adat ke sistem pangan dan politik pembangunan

Akhir-akhir ini perdebatan mengenai kedaulatan pangan menjadi topik yang sering dibicarakan. Perdebatan terjadi karena terjadi pergeseran makna mengenai kedaulatan pangan. Pergeseran dapat terjadi karena kedaulatan pangan dapat melibatkan aspek sosial, politik, dan lingkungan masyarakat, sehingga menimbulkan definisi yang berbeda-beda. Kedaulatan pangan juga merupakan hasil upaya warga pribumi melawan penjajah. Gerakan kedaulatan pangan selain untuk memperluas hak memproduksi dan mengonsumsi makanan, juga harus bertujuan untuk memperbaiki sistem pangan yang melibatkan hubungan sosial, budaya, politik, serta lingkungan masyarakat pribumi. Menurut Sam Grey, terdapat dua kata kunci, yaitu; kedaulatan pangan sebagai bentuk perjuangan masyarakat pribumi saat masa paska kolonial, dan perjuangan tersebut harus dilakukan secara terus-menerus. Pada tahun 1996, para petani kecil, perempuan, dan masyarakat pribumi berkumpul di Meksiko untuk membicarakan dampak sistem pertanian yang semakin m...

Distribusi Subnasional Ukuran Lahan Rata-Rata dan Kontribusi Petani Kecil terhadap Produksi Pangan Global

Populasi manusia yang kian meningkat membutuhkan peningkatan produksi makanan pula . DIperkirakan untuk memenuhi kebutuhan pangan tahun 2050, dibutuhkan peningkatan produksi pangan sebanyak 70%. Pada negara berkembang, pertanian kecil mendominasi sistem agrikultur. Pertanian kecil mampu menghasilkan lebih dari 50 persen total pemenuhan kalori dunia . Di saat yang bersamaan, terdapat tujuan pembangunan keberlanjutan (SDGs) untuk mengurangi kemiskinan dengan cara pemenuhan kebutuhan petani kecil melalui kebijakan-kebijakan . Oleh sebab itu, dilakukan klasifikasi dan pemetaan sistem pertanian global demi menciptakan kebijakan yang lebih efektif. Samberg, et al pada tahun 2016 memetakan pemusatan rumah tangga usaha pertanian skala subnasional di negara-negara di Amerika Latin, Sub-Sahara Afrika, serta daerah Asia Timur dan Asia Selatan. Pertanian pada keempat daerah tersebut mampu menghasilkan mencakup hampir 90 persen dari pertanian dunia. Samberg et al. mengambil data sensu...

Cara-Cara Mengatasi Krisis Pangan di Dunia

Pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai jurnal yang ditulis oleh Evan Fraser dkk pada tahun 2015 yang berjudul " Biotechnology or Organic? Extensive or Intensive? Global or Local? A Critical Review of Potential Pathways to Resolve the Global Food Crisis. Jurnal tersebut membahas mengenai beberapa perspektif yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah krisis pangan di dunia. Jumlah penduduk semakin meningkat namun tidak selaras dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini menyebabkan peningkatan dalam harga pokok makanan yang kemudian dapat berujung pada krisis pangan. Krisis pangan merupakan ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan yang disebabkan oleh tidak tersedianya pangan maupun kurangnya kemampuan untuk membeli bahan pangan itu sendiri. Penyebab krisis pangan digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu; krisis pangan yang disebabkan oleh produksi yang kurang dan karena kelemahan politik yang mengatur pangan itu sendiri. Krisis pangan merupakan masalah yang kr...

Nutrisi, Agrikultur, dan Sistem Pangan Global di Negara Berpendapatan Menengah ke Bawah

Setelah minggu lalu membahas mengenai kedaulatan biji, post kali ini akan membahas mengenai sistem pangan, nutrisi, dan agrikultur di negara dengan pendapatan rendah dan ke bawah. Beberapa negara yang masuk kriteria tersebut berada di Asia, salah satunya adalah Indonesia. Artikel yang ditulis oleh Barry M. Popkin pada tahun 2014 dengan judul Nutrition, Agriculture, and the Global Food System in Low and Middle Income Countries ini dilatarbelakngi oleh beberapa hal, yaitu; Terdapat dua pergeseran yang saat ini terjadi di sistem pangan. Pertama, pertumbuhan cepat pada retail modern dan peningkatan akan konsumsi makanan kemasan. Kedua, pergeseran tren makanan ke jenis Tradisional to Modern dimana supermarket dan pabrik makanan mengambil sumber pangannya langsung dari petani. Pergeseran pada poin pertama menyebabkan permasalahan bagi negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah yang saling bertolak belakang, yaitu tingginya angka kelaparan dan kekurangan gizi, namun di sisi lain...